alot-alot

waduhh.. koalisi demokrat kelihataanya rapuhh niihh.. Bisa-bisa cita-cita bikin pemerintahan yang kuat berhenti di tengah jalan.
Demokrat seringnya komunikasi ama partai rekanan kurang berjalan dengan baik. Kita lihat mulai dari penetapan budiono ataupun waktu dulu ama golkar yang akhirnya golkar tidak meneruskan kompolnya ama demokrat. tarik kebelakang lagi masalah wakil ketuanya demokrat yang ngomong kalo Golkar cuman dapet suara dikit di pemilu 2009.
Belum lagi indikasi kalo SBY mau membentuk pemerintahan yang berkualitas mungkin dengan memasukkan orang yang berkompeten dan kemungkinan besar para menterinya adalah para ahli atau tekhnokrat yang bukan dari partai. Bisa-bisa ada tarik ulur lagi dijatah menteri. Apa lagi partai rekanan gak ada satupun yang dapat jatah wapres. Sebut aja PKS, PPP,PAN yang lagi kacau internalnya, dan PKB. Bakalan alot brurrrr...

ICAL, TEMPO dan DEWAN PERS


Beberapa waktu lalu kasus pencemaran nama baik oleh pers kembali terjadi. Kali ini Menkokesra Aburizal bakrie atau Ical yang “kebakaran jenggot” atas pemberitaan majalah Tempo edisi 17-23 November 2008.
Dalam Tempo edisi tersebut, diantaranya berisi tentang Grup Bakrie lengkap dengan isu Lumpur Lapindo dan PT Bumi Resources. Tempo juga memuat gambar Ical dengan dihiasi gradasi dan tekstur angka-angka yang salah satunya 666 di bagian pelipisnya yang dikenal mewakili angka kesesatan atau angka iblis. Serta alasan Ical menjadi Menteri karena dia penyumbang kampanye terbesar bagi SBY dan JK.
Apa yang menarik dari kasus ini? Beberapa masalah pencemaran nama baik oleh pers kebanyakan berakhir di meja hijau. Seperti kasus Tempo dengan Tomy Winata. Tapi untuk kasus ini Ical mengadukan ke dewan pers. Langkah seperti ini pernah diambil Laksamana Sukardi atas kasus pemberitaan di beberapa media yang memojokkan dirinya karena dianggap melarikan diri keluar negeri beberapa tahun lalu.
Langkah mengadukan Tempo ke Dewan Pers merupakan langkah positif dan elegan. Karena langkah tersebut menunjukkan bahwa Ical menghormati kebebasan pers dan mempercayai Dewan Pers. Dalam kasus ini UU Pers benar – benar digunakan (lex specialist).
Dewan Pers merupakan lembaga yang melakukan pengawasan terhadap penegakan etika pers. Tugas Dewan Pers adalah mediator antara masyarakat dan pers. Dewan Pers bekerja di ranah kode etik. Dewan Pers akan menguji karya jurnalistik dan memberikan penilaian mengenai kualitas berita. Di dalam buku penyelesaian sengketa pers karangan Juniver Girsang ditulis bahwa dalam dunia pers dikenal istilah absence of malice ( tidak ada niat jahat). Artinya bahwa, penanggulangan dalam pemberitaan yang dilakukan oleh jurnalis profesional dilakukan untuk perbaikan atas kelalaian dan kesalahan praktik jurnalistik. Solusi bisa berupa hak jawab atau permintaan maaf secara terbuka. Inilah yang dituntut oleh Ical.
Jika Dewan Pers melihat adanya kesengajaan dalam kasus ini. Maka Ical bisa saja menggugat Tempo ke pengadilan. Jika sudah begini, itu bukan ranah Dewan Pers lagi. Tapi semua tergantung kepada pihak yang merasa dirugikan akan mengadukan ke pengadilan atau tidak.
Sebenarnya solusi berupa pemberian hak jawab dan permintaan maaf secara terbuka sudah memberatkan media. Karena dengan adanya hal itu, membuktikan bahwa media tersebut tidak memiliki kredibilitas, profesional, dan kurang dapat dipercaya dalam pemberitaannya. Ini bisa mengakibatkan ”larinya” para pembaca atau pemirsa dari media tersebut.
Diluar dari siapa yang salah dan benar. Hendaknya kasus ini dijadikan bahan evaluasi bagi kita semua terutama bagi pers. Pers bekerja berdasar hak asasi manusia untuk memperoleh informasi dan menyebarkannya, tapi kerja pers dibatasi oleh etika. Evaluasi atas kinerja yang sesuai etika haruslah menjadi prioritas utama.




PEMASARAN JUGA ADA STRATEGINYA (MANAJEMEN MEDIA)


Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah proses social dan manajerial yang seseorang atau kelompok lakukan untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Sedangkan untuk manajemen pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi konsepsi penetapan harga, promosi, distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan organisasi.
Dari beberapa definisi itu dapat dikatakan bahwa pemasaran memiliki peran penting dalam sebuah manajerial perusahaan. Dengan adanya pemasaran ini, kedua belah pihak yaitu perusahaan dan konsumen mendapat kepuasan.

Jika dalam permainan sepak bola kita kenal dengan strategi 4-4-2, 3-5-2, 4-3-3 dan lain – lain. Tidak begitu jauh dengan pemasaran. Dalam bidang pemasaran dikenal beberapa strategi. Strategi tersebut dapat kita gunakan sesuai dengan kebutuhan dan efektifitas penggunaan setelah kita teliti produk yang akan kita jual. Beberapa jenis strategi :

1.Strategi pemimpin pasar
Dalam strategi ini tantangan yang dihadapi adalah mengembangkan pasar, melindungi pasar, dan mengembangkan pangsa pasarnya.
Untuk memperluas pasar, perusahaan harus mencari pemakai baru, keguanaan baru dan mengusahakan kegunaan lebih. Contohnya Sunsilk meluncurkan sampo untuk wanita berjilbab dan menggunakan bahan tradisional serta memasukkna kandungan internasional.
Dalam hal melindungi pangsa pasar, market leader dapat menggunakan strategi kedudukan bertahan, pertahanan sisi dan lain – lain. Contoh Unilever, untuk melindungi sunsilk unilever mengeluarkan belanja iklan sampai Rp 272 Milyar pada tahun 2004.
Untuk meningkatkan pangsa pasar dilakukan apabila profabilitas naik pada tingkat pangsa pasar yang lebih tinggi dan bila tindakannya tidak mengundang reaksi ”antitrust”.

2.Strategi pengikut pasar
Startegi ini memilih untuk tidak menyerang, tapi sekedar mengikuti saja dan jadi nomor 2. Hal ini dilakukan karena jika menyerang dikhawatirkan akan kehilangan lebih banyak. Tetapi terkadang strategi ini mendapat keuntungan lebih.
Strategi ini dilakukan dengan menduplikasi produk dan kemasan, mengikuti produk, distribusi dan promosi pemimpin pasar. Contohnya Antimob dibelakang Antimo, Ciptadent dibelakang Pepsodent.

3.Staretgi Ceruk Pasar
Strategi ini adalah menjadi pemimpin pasar di pasar yang kecil. Startegi ini adalah melakukan spesialisasi. Misalnya spesialisasi ciri produk, geografis, harga dan kualitas. Contohnya adalah Betadine, dia spesialisasi pada obat kesehatan khususnya obat luka. Betadine melakukan spesialisasi harga dengan menetapkan harga 100% lebih mahal dari yang lain serta kualitas yang baik.
SEKILAS TENTANG HARGA

Ketika Honda meluncurkan mobil elektrik hybridnya, Insight, dengan harga USD 20.000, Honda sebenarnya menjual rugi. Demikian juga para produsen game console seperti Sony, Nintendo, atau Microsoft; atau para produsen printer ink-jet seperti HP dan Canon. Semakin banyak produk mereka yang terjual, semakin besar kerugian yang harus mereka tanggung. Sebaliknya, para pembuat TV plasma berusaha menjual produk awal mereka dengan harga selangit, dan baru perlahan-lahan menurunkan harga produk tersebut ketika volume penjualan meningkat.
Ketiga contoh di atas menunjukkan rumitnya masalah penetapan harga produk baru. Honda menjual rugi Insight-nya karena melihat prospek jangka panjang industri ini. Mereka percaya, dengan bertambahnya volume penjualan dan pengalaman, biaya pembuatan akan menurun. Hal paling penting adalah mempercepat laju adopsi produk dengan menawarkan harga murah terlebih dahulu. Sedangkan alasan para produsen seperti Sony, Nintendo, Microsoft, HP, atau Canon pada contoh di atas dilatarbelakangi alasan lain. Produk tersebut harus dijual semurah mungkin untuk menarik pembeli sebanyak-banyaknya. Setelah itu barulah mereka menawarkan produk komplementor/pelengap seperti CD video games atau tinta printer yang merupakan sumber keuntungan sesungguhnya (karena ciri konsumsinya yang berulang dan karena para pembeli yang sudah membeli produk tersebut mau tidak mau harus membeli produk komplementor yang sesuai). Itulah alasan mengapa mereka bersedia menjual rugi produk mereka.

Sebaliknya, para produsen TV plasma seperti Sharp dan Fujitsu menetapkan harga perkenalan yang tinggi untuk menutupi biaya R&D dan biaya produksi awal yang tinggi. Sebelum banyak kompetitor yang masuk, tekanan harga masih belum terasa sehingga taktik tersebut bisa diterapkan secara aman dalam jangka pendek. Produk ini juga tidak memiliki komplementor yang bisa dijual secara berkala sehingga taktik tersebut merupakan pilihan yang baik untuk mengembalikan investasi secepat mungkin.

Sumber : Buku Top Marketing Plan dan http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=2051.

Gambar : http://www.joesearch.co.uk/images/business-marketing-strategy.jpg